--} Welcome to My Blog {--
--} Welcome to My Blog {--

Rabu, 30 November 2011

 PESAWAT SUPERCANGGIH ABAD 21



F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Sejarah

YF-22, pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22.
Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet.
Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman.
Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.
Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan.[1] Pada April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi 438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat.[2] Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35 Lightning II akan memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan harga satuan yang lebih murah.
Bagian-bagian pesawat F-22 dikerjakan oleh kontraktor yang berbeda-beda.

[sunting] YF-22 'Lightning II'

YF-22 merupakan pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22 versi produksi. Namun, ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit, perubahan struktur, dan banyak perubahan kecil lainnya.[3] Kedua pesawat ini sering tertukar pada foto-foto, umumnya pada sudut pandang yang sulit untuk melihat fitur-fitur tertentu. YF-22 diberikan julukan Lighting II oleh Lockheed, nama ini bertahan sampai pertengahan 1990-an. Untuk beberapa waktu, pesawat ini juga sempat diberi julukan SuperStar and Rapier.[4] Namun F-35 kemudian secara resmi mendapat nama Lighting II pada 7 Juli 2006.[5]
YF-22 mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan YF-23 buatan Northrop-McDonnell Douglas. Pada April 2002, pada saat pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika mendarat di Pangkalan Udara Edwards di California. Sang tes pilot, Tom Morgenfeld, tidak terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan pada perangkat lunak.[6]

[sunting] Produksi

Proses produksi F-22.
F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.[7]

[sunting] Pergantian nama

Versi produksi pesawat ini diberi nama F-22 Raptor ketika pertama kali dimunculkan pada tanggal 9 April 1997 di Lockheed-Georgia Co., Marietta, Georgia.
Pada September 2002, petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat mengubah nama Raptor menjadi F/A-22. Penamaan ini, yang mirip dengan penamaan F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat, bertujuan untuk mendorong citra Raptor sebagai pesawat tempur sekaligus pesawat serang darat, dikarenakan oleh perdebatan yang terjadi di pemerintahan AS tentang pentingnya pesawat tempur superioritas udara yang sangat mahal. Nama ini kemudian dikembalikan lagi menjadi F-22 saja pada 12 Desember 2005, dan kemudian pada 15 Desember 2005 F-22A secara resmi mulai dipakai.[8]
Dua F-22 Raptor. F-22 atas merupakan versi pengembangan, Raptor 01.

[sunting] Pembelian

Awalnya Angkatan Udara Amerika Serikat berencana memesan 750 ATF, dengan produksi dimulai pada tahun 1994. Pada tahun 1990 Major Aircraft Review mengubah rencana menjadi 648 pesawat udara yang dimulai pada tahun 1996. Tujuan akhirnya berubah lagi pada tahun 1994, menjadi 442 pesawat memasuki masa pakai pada tahun 2003 or 2004. Laporan Kementrian Pertahan pada tahun 1997 mengubah pembelian menjadi 339. Pada tahun 2003, Angkatan Udara mengatakan bahwa pembatasan pembiayaan kongresional yang ada sekarang membatasi pembelian menjadi 277. Pada tahun 2006, Pentagon mengatakan akan membeli 183 pesawat, yang akan menghemat $15 miliar tapi akan menaikkan pembiayaan per pesawat. Rencana ini telah mendapat persetujuan de facto dari Kongres dalam bentuk rencana pembelian beberapa tahun, yang masih membuka peluang untuk pemesanan baru melewati titik tersebut. Lockheed Martin telah mengatakan bahwa pada FY(Fiscal Year/Tahun Fiskal) 2009 mereka sudah harus tahu apakah lebih banyak pesawat akan dibeli, untuk pemesanan barang-barang long-lead.
Pada April 2006, biaya F-22A ditaksir oleh Government Accountability Office menjadi $361 juta per pesawat. Biaya ini mencerminkan total biaya program F-22A total program cost, dibagi jumlah jet yang akan dibeli oleh Angkatan Udara. Sejauh ini, Angkatan Udara telah menginvestasikan sebanyak $28 miliar dalam riset, pengembangan, dan percobaan Raptor. Uang itu, yang disebut sebagai "sunk cost," telah dibelanjakan dan terpisah dari uang yang digunakan untuk pengambilan keputusan di masa depan, termasuk pembelian kopi dari jet tersebut.
F-22 (atas) dengan pendahulunya, F-15.
Saat semua 183 jet telah dibeli, $34 miliar akan dibelanjakan untuk pembelian pesawat udara ini sebenarnya. Ini akan menghasilkan biaya sekitar $339 juta per pesawat udara berdasarkan biaya total program. Kenaikan biaya dari satu tambahan F-22 adalah sekitar $120 juta. Jika Angkatan Udara akan membeli 100 buah tambahan F-22 hari ini, tiap pesawat akan berharga lebih rendah dari $117 juta dan akan terus jatuh dengan tambahan pembelian pesawat.[9]
F-22 bukan pesawat paling mahal yang pernah ada; kekhasan itu sepertinya berpulang pada B-2 Spirit yang secara kasar bernilai $2.2 miliar per unit; walaupun kenaikan biaya di bawah 1 miliar US Dollar. Untuk lebih adilnya, pemesanan B-2 berubah dari ratusan menjadi beberapa lusin ketika Perang Dingin berakhir sehingga harga per unitnya melangit. F-22 menggunakan lebih sedikit bahan penyerap radar daripada B-2 atau F-117 Nighthawk, dengan harapan biaya perawatan yang akan menjadi lebih rendah.

[sunting] Karakteristik

[sunting] Pergerakan

Mesin turbofan ganda Pratt & Whitney F119-PW-100 F-22 memiliki kemampuan pengarah daya dorong. Pengarah ini bisa mengatur perputaran axis pitch sampai sekitar 20°. Daya dorong maksimum mesin ini masih dirahasiakan, namun diperkirakan sekitar 35.000 lbf (156 kN) per turbofan. Kecepatan maksimum pesawat ini diperkirakan sekitar Mach 1,2 ketika dalam supercruise tanpa senjata eksternal. Dengan afterburner, menurut Lockheed Martin, kecepatannya "lebih dari Mach 2,0" (2.120 km/jam).
F-22 juga bisa bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan supersonik maupun subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya bisa berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrem seperti Manuver Herbst, Kobra Pugachev,[10] dan Kulbit. F-22 juga bisa mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih besar dari 60°.[10][11] Ketinggian terbang juga memengaruhi serangan. Dalam latihan militer di Alaska pada Juni 2006, para pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari pesawat lain merupakan salah satu faktor penentu kemenangan mutlak F-22 pada latihan tersebut.[12]

[sunting] Avionik

Radar APG-77-1A yang dipakai oleh F-22.
F-22 menggunakan radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan, menggunakan apertur aktif, dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun. AN/APG-77 mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan, membuat pesawat lawan mengalami gangguan.
Informasi pada radar ini diproses oleh dua prosesor Raytheon, yang masing-masing dapat melakukan 10,5 miliar operasi per detik, dan memiliki memori 300 megabyte. Perangkat lunak pada F-22 terdiri dari 1,7 juta baris koding, yang sebagian besar memproses data yang ditangkap radar.[13] Radar ini memiliki jarak jangkau sekitar 125-150 mil, dan direncanakan untuk dimutakhirkan dengan jarak maksimum sekitar 250 mil.[12]
F-22 juga memiliki beberapa fungsi yang unik untuk pesawat seukurannya. Antara lain, pesawat ini memiliki kemampuan deteksi dan identifikasi musuh yang hampir setara dengan RC-135 Rivet Joint.[12] Kemampuan "mini-AWACS" ini membuat F-22 sangat berguna di garis depan. Pesawat ini bisa menandakan target untuk pesawat F-15 dan F-16, dan bahkan dapat mengetahui pesawat apa yang pesawat kawan sedang targetkan, jadi bisa membuat agar pesawat kawan tidak mengejar target yang sama.[10][12]
Bus data yang digunakan pesawat ini diberi nama MIL-STD-1394B, yang dirancang khusus untuk F-22. Sistem bus ini dikembangkan dari sistem komersial FireWire (IEEE-1394),[14] yang diciptakan oleh Apple dan sering ditemukan pada komputer Apple Macintosh. Sistem bus data ini juga akan digunakan pada pesawat tempur F-35 Lightning II.[14]
Ruang senjata internal F-22.

[sunting] Persenjataan

F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Peluncuran rudal ini didahului oleh membukanya katup persenjataan lalu rudal didorong kebawah oleh sistem hidrolik. Pesawat ini juga bisa membawa bom, misalnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya. Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sekitar lima detik. Meskipun begitu, F-22 dapat menggunakan meriam ini ketika bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan ketika rudal sudah habis.[10]

[sunting] Kemampuan siluman

F-22 menjatuhkan bom JDAM GBU-32.
Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detail lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi.[15] F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".
Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah karena tidak tahan cuaca buruk.[16] Dan tidak seperti pesawat pengebom siluman B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa.[16] Selain itu, F-22 juga memiliki sistem yang bernama "Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan perawatan.[16]
Pemakaian afterburner juga membuat emisi pesawat lebih mudah ditangkap oleh radar,[15] ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat F-22 difokuskan untuk bisa memiliki kemampuan supercruise.

[sunting] Spesifikasi (F-22 Raptor)

Gambar teknis F-22.
Persenjataan F-22.
Data dari USAF,[17] situs Tim F-22 Raptor,[18] dan Aviation Week & Space Technology[12]

Karakteristik umum

  • Kru: 1
  • Panjang: 62 kaki 1 in
  • Lebar sayap: 44 kaki 6 in
  • Tinggi: 16 kaki 8 in
  • Luas sayap: 840 kaki²
  • Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
  • Bobot kosong: 31.670 lb
  • Bobot terisi: 55.352 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 80.000 lb
  • Mesin:Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb masing-masing

Kinerja

Persenjataan

  • Udara ke darat:

Avionik

  • Radar: 125-150 mil (200-240 km) terhadap target 1 m² (perkiraan)[12]

Minggu, 23 Oktober 2011

Sejarah Singkat Politeknik Elektronika Negeri Surabaya


Politeknik Elektronika & Telekomunikasi, singkatnya: PET (1988-1992).
Walaupun EEPIS resmi dibuka pada bulan Juni, 2,1988 oleh Presiden Indonesia waktu itu, Soeharto sejarah tanggal kembali ke 1985 ketika Tim Studi JICA awal untuk bantuan hibah dan kerjasama teknis datang ke PENS. Kepala tim itu Prof Y. Naito (Tokyo Institute of Technology) datang. Pada saat itu mereka juga didukung oleh Tim Studi JICA Kurikulum. Kemudian, pada tahun 1987 dimulai kerja sama teknik JICA, setelah mengamati kemungkinan kerja sama (1986).
2nd_06.jpgThis waktu, Kelompok pertama dari 5 dosen dikirim ke perguruan tinggi teknologi di Jepang. Pada bulan Maret, 15, 1988 EEPIS bangunan dan peralatan pendidikan secara resmi diberikan kepada Pemerintah Indonesia dan secara resmi dibuka pada bulan Juni,, 2 1988. Sejak tahun ini, kelas pertama kami telah dimulai dan kemudian banyak dosen dikirim ke perguruan tinggi teknologi di Jepang. Banyak kelompok Ahli Jepang juga datang untuk mendukung kami. Pada tahun 1988, PENS Politeknik Elektronika bernama & Telekomunikasi, dalam rangka untuk memenuhi permintaan kelulusan, yang dapat memberikan bimbingan dalam menangani operasi, kontrol, pemeliharaan dan aplikasi yang tepat dari teknologi baru dan peralatan.
Politeknik Elektronika Surabaya, singkatnya: PES (1992 sampai 1996)Pada bulan Juni, 1991 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mulai mengatur semua Politeknik di Indonesia yang tumbuh di Institut dan Universitas di Indonesia. Kemudian berganti nama menjadi Politeknik Elektronika Surabaya (PES) yang merupakan bagian dari Sepuluh Nopember Institute of Technology.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, singkatnya: PENS (1996 sampai saat ini)Pada tahun 1996, politeknik ini berganti nama menjadi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Saat ini, Sepuluh Nopember Institut Teknologi memiliki 5 fakultas dan 2 politeknik. Setiap Fakultas dikepalai oleh seorang dekan, dan Politeknik masing-masing dipimpin oleh seorang direktur. Karena alasan historis, kedua politeknik diatur secara terpisah berdasarkan pada skema independen dan otonom. EEPIS menjalankan program studi penuh waktu 3 tahun yaitu DIPLOMA 3 dan penuh-waktu saja 4 tahun yaitu DIPLOMA 4.
Direktur PENS:

    
Ir. Susanto (1988 - 1997)
    
Dr Ir. Mohammad Nuh, DEA (1997-2002)
    
Dr Ir. Titon Dutono, M. Eng (2002 - 2009)
    
Ir. Dadet Pramadihanto, M. Eng, Ph.D (2009 - sekarang)
VISI & MISI

    
EEPIS Visi adalah untuk menjadi 'pusat baik' pendidikan teknik profesional dalam bidang yang terkait elektronik nasional dan internasional juga.
    
Misi EEPIS adalah:
        
Untuk menghasilkan kelulusan profesional dan berpikiran terbuka, siap untuk bersaing di pasar global, dengan menyediakan suasana akademis yang baik bagi siswa.
        
Untuk secara aktif terlibat dalam pengembangan dan peningkatan sistem pendidikan Politeknik Indonesia sebagai PENS menjadi Sumber Daya Nasional Politeknik
        
Untuk melaksanakan penelitian berorientasi terapan yang benar-benar memecahkan permasalahan industri dan layanan masyarakat untuk masyarakat, keduanya adalah kegiatan sinergis dari PENS sebagai penyedia pendidikan profesional.
        
Untuk mengembangkan dan mengimplementasikan nilai-nilai etika akademik moral yang
PROGRAM STUDI KAMPUS &
KAMPUS YANGeepis3The Japan International Cooperation Agency (JICA) memainkan peran penting dalam Bantuan Pembangunan Resmi Jepang dengan menyediakan negara-negara berkembang di seluruh dunia dengan kerjasama teknis dan kerja sama bantuan hibah. Lembaga ini, PENS dibiayai oleh 1895000000 - hibah yen dari JICA di bawah Pemerintah Jepang (fase pertama, 1988). Dan dalam fase kedua (2002), PENS lagi diberikan 1822000000 - yen, juga dari JICA di bawah Pemerintah Jepang. Semua hibah adalah untuk konstruksi bangunan dan peralatan pendidikan.
EEPIS bangunan memiliki luas lantai 25.000 m2 sekitar, terletak di 6 ha dan merupakan bagian dari kampus ITS di Surabaya. Bangunan terdiri dari EEPIS kantor administrasi, laboratorium, workshop, kamar proyek akhir, kuliah dan ruang seminar, perpustakaan, asrama mahasiswa, kantin. EEPIS juga didukung oleh area parkir yang luas & Masjid Kecil (mushola). Sejalan dengan target untuk memproduksi terampil dan berpengetahuan teknisi manajemen menengah, PENS dilengkapi dengan fasilitas belajar yang canggih, untuk semua tujuan praktek dan teori. Laboratorium yang modern memiliki up-to-date peralatan, seperti berbagai alat ukur standar, elektronik terkait pelatih dan alat demo, peralatan komunikasi saat ini digunakan dalam industri komputer, mikro, lebih-kepala dan proyektor video, dan juga data proyektor .
PROGRAM STUDI
EEPIS menawarkan penuh waktu 3 tahun saja yaitu Program Diploma III (empat minggu di pabrik, pelatihan di industri) dan penuh-waktu saja 4 tahun yaitu Diploma IV (staf pengajar politeknik). Kami juga menjalankan banyak pelatihan untuk berbagai tujuan. Diploma III memiliki 5 jurusan, yaitu: Teknik Elektronika, Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro-Industri, Informatika Teknik dan Teknologi Multimedia Broadcasting. Sementara Diploma IV memiliki 6 besar, mereka adalah: Teknik Elektronika, Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro-Industri, Teknik Informatika, Mekatronika Teknik dan Teknik Komputer.

Program Studi

Program Diploma III

  • Teknik Elektronika
  • Teknik Telekomunikasi
  • Teknik Elektro Industri
  • Teknik Informatika
  • Teknik Multimedia Broadcasting

Program Diploma IV

  • Teknik Elektronika
  • Teknik Telekomunikasi
  • Teknik Elektro Industri
  • Teknik Informatika
  • Teknik Mekatronika
  • Teknik Komputer

Prestasi

  • PENS menerima JICA Special Award untuk International Cooperation
  • Th 2009 Juara 1 Lomba Effisiensi Energi Tk. Nasional
  • Th 2009 TeSCA Platinum Award kategori Politeknik/Institut/Elektronika (TeSCA=Telkom Smat Campus Award)

Prestasi dalam Bidang Robotika

  • 2009
    • Robot D4=S1 Menerima Penghargaan juara Pertama Kontes Robot Indonesia di Yogyakarta
    • Robot SRI Menerima Penghargaan juara Ketiga dan Desain terbaik Kontes Robot Seni Indonesia di Yogyakarta
    • Robot Al-'Adiyat Menerima Penghargaan juara Kedua di Kontes Robot Cerdas Indonesia Divisi Expert Single di Yogyakarta
    • Robot T-HEXS Menerima Penghargaan Inovasi terbaik Kontes Robot Cerdas Indonesia Divisi Senior Berkaki di Yogyakarta
  • 2008
    • Robot Jump-Be Menerima Penghargaan juara Ketiga & Best Design Award di ABU Asia Pacific Robot Contest di Pune India
    • Robot Jump-Be Menerima Penghargaan juara Pertama Kontes Robot Indonesia di Jakarta
    • Robot Juara 2 kategori senior beroda di Kontes Robot Cerdas Indonesia di Jakarta
  • 2007
    • Robot G-Rush Menerima Penghargaan Runner Up Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon 2007 di Hanoi, Vietnam mewakili Indonesia.
    • Robot Al-Fath Menerima Penghargaan juara Ketiga di Kontes Robot Cerdas Indonesia Divisi Senior beroda di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya.
    • Robot Fatihah-E Menerima Penghargaan juara kedua di Kontes Robot Cerdas Indonesia Divisi Senior berkaki di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya.
    • Robot Dzi-Gear Menerima Penghargaan juara pertama di Kontes Robot Cerdas Indonesia Divisi Expert di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya.
    • Robot Mech Robo Menerima Penghargaan juara pertama di Kontes Robot Cerdas Indonesia Divisi Expert Swarm di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya.
    • Robot Q Numb On Menerima Penghargaan juara Kedua di Kontes Robot Indonesia di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya.
    • Robot G-Rush Menerima Penghargaan Sebagai Robot dengan IT terbaik dari Menteri Komunikasi dan Informasi di Kontes Robot Indonesia di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya.
    • Robot G-Rush Menerima Penghargaan juara pertama dan skor tertinggi di Kontes Robot Indonesia di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya.
  • 2006
    • Robot Al-Ashry PENS Juara Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2006 Kategori Beroda di Jakarta.
    • Robot Chaesar Juara II Kontes Robot Indonesia 2006 di Jakarta.
    • Robot DEPTH4 Juara I Kontes Robot Indonesia 2006, penghargaan dengan kategori nilai tertinggi, dan piala bergilir Sambhawana Pratimacala.di Jakarta.
    • Robot AIRO Juara II Kontes Robot Indonesia 2006 di Jakarta
    • Robot Expert Genier menerima penghargaan Desain Terbaik di Jakarta.
  • 2005
    • Robot ASKAF-I menerima penghargaan Best Artistic Design Award di Beijing, China.
    • Robot PENSA Mobile menerima penghargaan juara pertama di Kontes Robot Cerdas Indonesia di Jakarta
    • Robot ASKAF-i menerima penghargaan juara pertama dan tim dg skor tertinggi di Kontes Robot Indonesia di Jakarta
  • 2004
    • Robot SIFAA menerima penghargaan KONAMI Award (untuk teknik kontrol) di ABU Asia Pacific Robot Contest di Seoul Korea.
    • Robot SIFAA menerima penghargaan juara pertama dan tim pemecah "Reunion" di Kontes Robot Indonesia di Jakarta.
  • 2003
    • Robot Al-Sya mewakili Indonesia di ABU Asia Pacific Robot Contest di Bangkok, Thailand.
    • Robot Al-Sya menerima penghargaan juara pertama dan tim dg skor tertinggi di Kontes Robot Indonesia di Jakarta.
  • 2002
    • Robot ELLITE menerima penghargaan Special Commendation di ABU Asia Pacific Robot Contest di Jepang.
    • Robot ELLITE menerima penghargaan Juara Pertama di Kontes Robot Indonesia di Surabaya.
  • 2001
    • Robot BECAK menerima penghargaan Juara Pertama di NHK Robot Contest di Jepang.
  • 2000
    • Robot BECAK menerima penghargaan Juara Pertama di Kontes Robot Indonesia di Surabaya.
    • Robot Edelweiss & Robot Milennium mewakili Indonesia di NHK Robot Contest di Jepang.
  • 1997
    • Robot CENDRAWASIH mewakili Indonesia di NHK Robot Contest di Jepang.
  • 1995
    • Robot TRADA mewakili Indonesia di NHK Robot Contest di Jepang.
  • 1992
    • Robot CARAKA Xh menerima penghargaan the best four di NHK Robot Contest di Jepang.
  • 1991
    • Robot BIMA X-1 menerima penghargaan Best Idea di NHK Robot Contest di Jepang

Sabtu, 15 Oktober 2011

Assalamu'alaikum......
foto siapa nih.......?????
ini dia temen2 yang ingin saya beritahukan pada kalian semua.......
ini K.I.T.A. apalagi tuh,foto belum dijelasin malah nambah pertanyaan. sabar temen2.ini K.I.T.A.
ini adalah nama kelas kami alias kelas 1 Teknik Informatika A.
K.I.T.A kemarin berhasil menjadi juara 1 dalam Welcome Party ITCE 2011 lho. padahal,klo di pikir2 kita main musik itu menggunakan alat seadanya. koq bisa ya...???. ya bisa lah........ K.I.T.A gitu loh......
bukan bakat atau kecerdasan yang jadi landasan K.I.T.A, tapi kekompakan lah yang bisa menjadikan K.I.T.A seperti ini.......
ini lah pembukaan penampilan K.I.T.A yang diawali dengan musikal yang cukup brutal tapi mengandung perhatian dari para penonton........
karena para penonton tertarik,tanpa disangka ada satu penonton yang ikut bergabung dalam dance yang di ikuti juga dengan musikalisasi ala K.I.T.A......
setelah di buka dengan sedikit break dance, K.I.T.A melanjutkan dengan nyanyian yang sedikit ke arah komedi.........
wah.... wah.... wah......
sehingga sampai pada pertengahan K.I.T.A mengajak semua penonton untuk ikut bergoyang bersama....
dengan cara mengajak semuanya untk maju ke depan.........
padahal,kalo K.I.T.A pikir2 sangat sulit untuk mengajak audience bergoyang dan bernyanyi bersama......

tapi alhamdulillah dengan jurus kekompakan K.I.T.A akhirnya ada audience yang maju dan ikut bersenang-senang bersama K.I.T.A di depan........
dan yang membuat K.I.T.A bangga, K.I.T.A berhasil menjuarai perlombaan seni tersebut.......
hhuuffftttttt........
rasanya lega......... banget brow........
akhir kata D4 IT A........... HALLO BROW........!!!!!
itulah yang mengiringi pasukan K.I.T.A keluar dari panggung mini welcome party ITCE 2011